MEMAHAMI
AD-DIEN ISLAM
Sebelumnya
telah cukup jelas saya gambarkan mengenai “dari mana kita memulai Islam”, yaitu
di awali dari ilmu yang benar maka timbul pemahaman aqidah
yang benar sehingga menghasilkan keimanan yang benar. Pada materi berikutnya mengenai “memahami
Aqidah Islam”sebagai pondasi keimanan yaitu perpaduan antara: Rububiyyah
(Hukum) + Mulkiyyah (wilayah/Daar) + Ubudiyyah/
Uluhiyyah (umat/jamaah/warga) inilah unsur Syar’iah dan Ad Dien,
sebagai dasar ilmu yang benar untuk membentuk sebuah Aqidah
ke-Islaman yang benar, inilah sebenar-benarnya IMAN.
Setelah memiliki ilmu yang benar mengenai Aqidah Islam
sehingga diharapkan mampu menjadikan kita seseorang yang beriman. Kini, saya lanjutkan mengenai Ad-Dien (agama)
Islam. Makna Ad Dien الدين yang
diterjemahkan Departemen Dien RI adalah AGAMA. Sedangkan Agama berasal
dari bahasa sansekerta (bukan bahasa Arab) yang terdiri dari dua kata A
(tidak) dan Gama (kocar-kacir/kacau balau).
Jadi secara
bahasa, Agama artinya tidak
kocar-kacir, atau tidak kacau balau. Jika disatukan dengan kata
Islam, AGAMA ISLAM memiliki arti tidak kacau balau Islam, dan
jika pahami seperti itu maka arti Agama Islam sangatlah aneh. Namun keunggulan bahasa Arab dibanding dengan
bahasa lain ialah satu kata dapat memiliki makna/arti yang sangat beragam. Sehingga kata Ad-Dien menjadi lebih baik dari
kata Agama.
Arti Dien:
1)
Dien secara lughoh adalah:
a)
Ketaatan dan Ketundukan kepada hukum yang mutlak (Qs.
16:52, 40:65, 3:83)
“Dan
kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan
untuk-Nya-lah ketaatan (Dien) itu
selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?” (An Nahl:52)
“Dialah Yang hidup
kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia
dengan memurnikan ibadat (Dien) kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam” (Al Mu’min:65)
“Maka apakah mereka
mencari agama (Dien) yang lain dari agama (Dien) Allah, padahal kepada-Nya-lah
menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan” (Ali Imran:83)
b)
Dienul Malik (Aturan/ UUD Kerajaan ) (Qs. 12:76)
“Maka mulailah Yusuf
(memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri,
kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah
Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum
saudaranya menurut undang-undang (Dien) raja, kecuali Allah menghendaki-Nya.
Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang
yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui” (Yusuf:76)
c)
Tanggungjawab/ Pembalasan (Qs. 1:4)
“Yang menguasai[4]
di Hari Pembalasan (Dien)” (Al Faatihah:4)
2)
Dien secara syara’ adalah:
“Ad Dien adalah apa-apa yang
diisyari’atkan Allah SWT dengan taushiyah para rasul-Nya dan Dia adalah
Fitrahnya yang telah menciptakan manusia dengannya untuk keselamatan mereka di
dunia dan di akhirat dengan ridhanya”.
Pahami Qs. 42:13, 30:30, 49:16,
3:19/85
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang
Dien apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah Dien dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
orang-orang musyrik Dien yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada Dien
itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (Dien)-Nya orang
yang kembali (kepada-Nya)” (Asy Syuura:13).
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Dien yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Ar Ruum:30).
Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang
agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?" (Al Hujurat:16)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189]
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” (Ali Imraan:19)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi” (Ali Imraan:85)
Sehingga Dien adalah Syariah (tuntunan) Allah yang di
intruksikan kepada Rasul-Rasul NYA, dan
Dien fitrah-NYA yang menjadi fitrah atas manusia bagi keselamatan mereka di
dunia dan akherat dengan ridho-NYA. Dan Islam periode Muhammad adalah syariah
Allah yang di wahyukan kepada hamba-NYA Muhammad, dan dia (Dienul slam)
fitrah-NYA yang menjadi fitrah atas
manusia, untuk keselamatan mereka di dunia dan akherat dengan ridho-NYA, inilah yang di maksudkan Allah dengan pengertian Dien.
Dan Dien
ciptaan Allah atau fitrah-NYA yang tidak ada perubahan bagi fitrah Allah secara
mutlak yakni Allah telah menciptakan fitrah bagi kebutuhan manusia atas fitrah mereka, dan setiap kebutuhan yang
dibutuhkan manusia, maka sungguh (Allah) telah mengajarkan di dalam (Dien).
Bahkan telah mencukupkan dan menyempurnakan
(Dien) dan meridhoinyaa. Dan Allah telah menamakannya dengan nama Islam,
yang di ikatnya (Islam) dengan salah satu nama-NYA yaitu ‘As-Salam, untuk
keselamatan manusia di dalam kehidupan mereka (baik) duniawiyah maupun Ukhrowiyah, dan barang siapa tidak
mencarinya (ISLAM) maka mereka termasuk di dalam akhirat termasuk orang -
orang yang merugi.
Wallahu a’lam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar