Jumat, 03 Agustus 2012

Ad dien Islam


MEMAHAMI AD-DIEN ISLAM
Sebelumnya telah cukup jelas saya gambarkan mengenai “dari mana kita memulai Islam”, yaitu di awali dari ilmu yang benar maka timbul pemahaman aqidah yang benar sehingga menghasilkan keimanan yang benar.  Pada materi berikutnya mengenai “memahami Aqidah Islam”sebagai pondasi keimanan yaitu perpaduan antara:  Rububiyyah (Hukum) + Mulkiyyah (wilayah/Daar) + Ubudiyyah/ Uluhiyyah (umat/jamaah/warga) inilah unsur Syar’iah dan Ad Dien, sebagai dasar ilmu yang benar untuk membentuk sebuah Aqidah ke-Islaman yang benar, inilah sebenar-benarnya IMAN.
Setelah memiliki ilmu yang benar mengenai Aqidah Islam sehingga diharapkan mampu menjadikan kita seseorang yang beriman.  Kini, saya lanjutkan mengenai Ad-Dien (agama) Islam.  Makna Ad Dien الدين  yang diterjemahkan Departemen Dien RI adalah AGAMA. Sedangkan Agama berasal dari bahasa sansekerta (bukan bahasa Arab) yang terdiri dari dua kata A (tidak) dan Gama (kocar-kacir/kacau balau).  
Jadi secara bahasa,  Agama artinya tidak kocar-kacir, atau tidak kacau balau. Jika disatukan dengan kata Islam, AGAMA ISLAM memiliki arti tidak kacau balau Islam, dan jika pahami seperti itu maka arti Agama Islam sangatlah aneh.  Namun keunggulan bahasa Arab dibanding dengan bahasa lain ialah satu kata dapat memiliki makna/arti yang sangat beragam.  Sehingga kata Ad-Dien menjadi lebih baik dari kata Agama.
Arti Dien:
1)      Dien secara lughoh adalah:
a)      Ketaatan dan Ketundukan kepada hukum yang mutlak (Qs. 16:52, 40:65, 3:83)
“Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah  ketaatan (Dien) itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?” (An Nahl:52)
“Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat (Dien) kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam” (Al Mu’min:65)
“Maka apakah mereka mencari agama (Dien) yang lain dari agama (Dien) Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan” (Ali Imran:83)
b)      Dienul Malik (Aturan/ UUD Kerajaan ) (Qs. 12:76)
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang (Dien) raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui” (Yusuf:76)
c)      Tanggungjawab/ Pembalasan (Qs. 1:4)
“Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan (Dien)” (Al Faatihah:4)

2)      Dien secara syara’ adalah:
“Ad Dien adalah apa-apa yang diisyari’atkan Allah SWT dengan taushiyah para rasul-Nya dan Dia adalah Fitrahnya yang telah menciptakan manusia dengannya untuk keselamatan mereka di dunia dan di akhirat dengan ridhanya”.
Pahami Qs. 42:13, 30:30, 49:16, 3:19/85

“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang Dien apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah Dien dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik Dien yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada Dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (Dien)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)” (Asy Syuura:13).
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Dien yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Ar Ruum:30).
Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?" (Al Hujurat:16)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” (Ali Imraan:19)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (Ali Imraan:85)

Sehingga  Dien adalah Syariah (tuntunan) Allah yang di intruksikan kepada Rasul-Rasul NYA,  dan Dien fitrah-NYA yang menjadi fitrah atas manusia bagi keselamatan mereka di dunia dan akherat dengan ridho-NYA. Dan Islam periode Muhammad adalah syariah Allah yang di wahyukan kepada hamba-NYA Muhammad, dan dia (Dienul slam) fitrah-NYA yang menjadi  fitrah atas manusia, untuk keselamatan mereka di dunia dan akherat dengan  ridho-NYA, inilah yang  di maksudkan Allah dengan pengertian Dien.
Dan Dien ciptaan Allah atau fitrah-NYA yang tidak ada perubahan bagi fitrah Allah secara mutlak yakni Allah telah menciptakan fitrah bagi kebutuhan manusia  atas fitrah mereka, dan setiap kebutuhan yang dibutuhkan manusia, maka sungguh (Allah) telah mengajarkan di dalam (Dien). Bahkan telah mencukupkan dan menyempurnakan  (Dien) dan meridhoinyaa. Dan Allah telah menamakannya dengan nama Islam, yang di ikatnya (Islam) dengan salah satu nama-NYA yaitu ‘As-Salam, untuk keselamatan manusia di dalam kehidupan mereka (baik) duniawiyah  maupun Ukhrowiyah, dan barang siapa tidak mencarinya (ISLAM) maka mereka termasuk di dalam akhirat termasuk orang  -  orang yang   merugi.

Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar