Rabu, 29 Februari 2012

AKHLAQ 'IBADUR-RAHMAN' KARAKTER 'IBADUR-RACHMAN (1) Tawadhu


KARAKTER 'IBADUR-RACHMAN

Karakter Ibadurrahman (1)
Tawadhu

'Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu (adalah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati.'
(25:63)
Penjelasan:
  1. Rendah hati berarti tawadhu' atau tidak sombong, tidak membanggagakan diri. Seorang yang tawadhu' berarti orang yang tidak sombong dan tidak takabur, sikap yang demikian ini tumbuh karena menyadari keberadaan dirinya, asal usulnya sebagai makhluk yang lemah, yang bodoh dan yang fakir, yang tanpa pertolongan Allah tidak ada apa-apanya. Laa haula wala quwata illa billah.
  2. Tawadhu diperintahkan baik kepada Allah dan kepada sesame manusia. Tawadhu kepada Allah berarti merendahkan diri dengan mengikuti seluruh apa yang diperintahkan-Nya. Tawadhu kepada sesame manusia berarti tidak merendahkan sesamanya….. 'dan hendaklah berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman'. (15:88)
  3. Namun kepada orang-orang kafirkita tidak boleh berendah diri tetapi harus punya izzah (kewibawaan) karena Allah telah meninggikan derajat orang-orang mukmin atas orang kafir. 'janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang beriman'. (3:139)
  4. Kebalikan dari tawadhu adalah thogo, takabur, tinggi hati yang timbul karena istagna : (merasa mampu segala-galanya, merasa kuat, merasa besar dst) (96:6-7). Figur-figur mustakbirun sepanjang sejarah telah dihancurkan Allah tanpa ada yang selamat. Iblis laknatullah dihancurkan karena kesombongannya (7:12-13), firaun dihancurkan karena kesombongannya (28:4), Karun dihancurkan karena kesombongannya (28:78), pemilik kebun dalam surah Al-Kahfi diazab oleh Allah karena kesombongannya, bahkan orang-orang mukmin pernah membanggakan kekuatannya karena memiliki jumlah yang banyak, akhirnya dihukum Allah dengan kekalahan (9:25).

Intinya kita sebagai manusia yang lemah tidak patut menyombongkan diri walau pun sebesar atom. Adapun jenis-jenis kesombongan diantaranya : jangan ! TENGIL BOS !
T  = Tamak/Takabur (mau banyak sendiri/sombong)                                   
E = Egois  (mau menang/benar sendiri)                                            
N = Norak (ingin dilihat oranglain, beda dari kenyataan/senang pamer)     
G = Galak (suka marah tanpa alas an)                                 
I = Iri (ga seneng negelihat teman senang)
L = Licik (cari jalan ga benar untuk bersaing)
B = Boros/Bohong (ga pair dengan apa yang ada)
O = Over ackting (suka tampil dengan sikap orang/bertopeng)
S = Syirik (menduakan Allah)

Bahayanya sombong :
' Tidak akan masuk Syurga seseorang apabil didalam hatinya ada sebesar atom dari rasa sombong' (HR. Muslim)
'Negri akhirat diciptakan bukan untuk orang-orang yang  menyombongkan diri'. (28:83)

Manusia sombong adalah manusia yang kalah dengan hawa nafsunya.

' Tidak beriman seseorang dari kalian sehingga keinginan (hawa nafsu) nya mengikuti apa yang aku bawa '. (HR. Abdullah bin Amr bin Ash)

Ciri-ciri khas sombong :
1.      Mendustakan kebenaran
2.      Merendahkan orang lain
3.      Tidak suka ibadah secara ikhlash, ingin dilihat orang (riya)
4.      Anti kritik karena terkecoh dengan kebenaran
5.      Pilih-pilih teman
6.      Kecewa karena tidak diperlakukan istimewa/special
7.      Sensitif mudah marah dan tersinggung
8.      Pendengki tidak mau tersaingi, suka mencela dan tidak mau memuji orang lain maunya dipuji.
9.      gelisah hidupnya, pikirannya selalu ingin dipuji orang lain.(makin ingin dipuji/dihormati maka makin sering sakit hati, gelisah kalau tidak dipuji)
10.  Tidak mendapat pahala dari Allah

Kenapa orang bisa sombong :
1.      Karena tahta
2.      Karena harta
3.      Karena ilmu, gelar (tingginya ilmu kuncinya rendah hati)
4.      Karena penampilan
5.      Populer

'Harus hati-hati dan waspada  hal ini bukan untuk orang lain akan tetapi untuk kita sendiri'.

Apa tindakan kita agar tidak sombong ?
1.      Katakan semua ini adlah milik Allah, termasuk diri kita merupakan amanat dari Allah.
2.      Rindukan nasihat, tak perlu memandang orangnya tapi lihat lah perkataannya.
3.      Menyikapi kepada orang lain bahwa mereka adalah orang penting, sopan kepada orang lain. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih kecil/muda.
4.      Senang bergaul kepada orang du'afa atau dengan orang yang mempunyai keterbatasan.
5.      Ingat mati.

AKHLAQ 'IBADUR-RAHMAN'


AKHLAQ 'IBADUR-RAHMAN'

            Setelah mengikuti kajian materi ini setiap syahsiyah insya Allahh mengenal bahwa dirinya adalah seorang 'Hamba Allah yang Maha Pengasih' yang karakterristiknya (sifat-sifatnya) telah ditetapkan oleh Allah SWT, kemudian mereka mampu merealisasikannya dalam amaliyah kehidupan sehari-hari.
            Akhlaq adalah prilaku seseorang yang sesuai dengan keinginan Allah (Al-Kholiq) didalam tujuan Allah menciptakan ciptaan-Nya.
Catatan :
Paradigma : cara pandang kita mempengaruhi perbuatan atau tindakan dan hasil ditentukan oleh perbuatan dan tindakan. Atau cara pandang kita melihat dunia. Contohnya : seorang bapak membawa tiga orang anak naik kereta menuju jogja.


Taqwa dan Akhlaq

Bismillahirrahmanirrahim
Jikalau sekiranya penduduka negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (7:96)


            Ayat ini adalah gambaran Ilahi tentang turunnya karunia dan azab-Nya, bahwa pertolongan dan karunia-Nya akan diturunkan kepada ummat (bangsa) yang beriman dan bertaqwa. Sebaliknya azab-Nya akan diturunkan kepada umat (bangsa) yang berpaling dari keimanan dan ketaqwaan.
            Allah telah meletakkan taqwa sebagai syarat turunnya karunia bagi umat Islam, sedangkan sebaliknya bila mereka ingkar, melakukan pelangaran-pelanggaran, Allah akan menjauhkan segala karunia itu. Ini artinya, turunnya karunia Allah yang berupa nashr dan fath sebanding lurus dengan sebesar ketaqwaan umat Islam, semakin meningkat kwalitas ketaqwaannya, maka semakin dekat pula turunnya karunia Allah SWT, sebaliknya semakin tipis kualitas kataqwaan, semakin jauh pula datangnya karunia. Oleh karena itu menyongsong turunnya nashrum minallah wa fathun qorib seorang pemimpin membina ummatnya menjadi umat muttaqin. Dengan kata lain 'songsonglah turunya karunia Allah dengan taqwa'.
            Untuk memahami lebih lanjut, sebaiknya perhatikan ayat berikut :

'Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepada mu furqon dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampunkan (dosa-dosa) mu, dan Allah mempunyai karunia yang amat besar'.
(8:29)

'Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan bagimu jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu'. (65:2-3)

'Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya'. (65:4-5)


'Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-K, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamatdalam keadaan buta'. (20:124)