Selasa, 08 Mei 2012

Dari manakah kita memulai Islam


Dari manakah kita memulai Islam (berdinul Islam)…?

Pertanyaan di atas mungkin sederhana, tetapi tidak semua orang Islam mampu menjawabnya.   Dan mungkin banyak orang Islam yang hanya mengetahui “agama”nya adalah Islam namun tidak memahami bagaimana “berdinul Islam”.  Dewasa ini, banyak orang yang mengaku beragama Islam namun perbuatanya tidak mencerminkan perbuatan Ihsan seorang Muslim.  Di KTP mengaku beragama Islam tapi sehari-hari tidak melaksanakan kewajiban dan larangan yang ditetapkan bagi seorang yang mengaku Islam.  Banyak perbuatan orang-orang yang mengaku Islam sehari-hari menampakkan aurat, tidak shalat, tidak zakat, minum khamar, berjudi, berzinah, dan sejenisnya.
Tulisan ini berusaha menjabarkan bagaimana kita seorang Ismam memulai berdinul Islam.  Sebelum memulai pembahasan perhatikan hadist  Rasulullah SAW dalam Hadits Riwayat Muslimnya pada kitab hadits Arba’in yang isinya tentang pokok-pokok Diin yakni Iman, Islam dan Ihsan.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

Dari Amirul Mukminin Umar bin Khatab R: bahwa pada suatu hari ketika Rasulallah Saw. dan para sahabat sedang duduk bersama muncullah seorang laki-laki berpakaian putih bersih, berambut hitam kelam, tidak tampak padanya tanda-tanda habis bepergian jauh dan tak seorangpun diantara para sahabat mengenalnya.  Lalu dia duduk mendekat pada Rasulallah Saw. dengan menempelkan lututnya pada lutut Rasul, kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua  paha Rasul dan berkata, “ Wahai Muhammad, beritahu aku tentang Islam.”
Rasulallah Saw. bersabda, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Swt. dan bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu melaksanakan perjalanan ke sana.”
Orang itu berkata, “Engkau benar.” Para sahabat heran padanya, ia bertanya lalu membenarkannya.
Orang itu berkata lagi, “Beritahu aku tentang Iman.”
Rasulallah Saw. bersabda, “Iman adalah percaya kepada Allah, percaya para malaikatNya, percaya kitab-kitabNya, percaya rasul-rasulNya, percaya hari akhir dan percaya pada takdirNya yang baik maupun yang buruk”.  Orang itu berkata,“Engkau benar”.
 Orang itu berkata lagi,“Beritahu aku tentang Ihsan.”
Rasulallah Saw. bersabda, ”Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu.”
Orang itu berkata, “Beritahu aku tentang hari kiamat.”
Rasulallah Saw. bersabda, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
Orang itu berkata lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.”
Rasulallah Saw. bersabda, “Bila budak wanita telah melahirkan tuannya dan bila engkau melihat orang-orang yang dulunya tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan pekerjaannya menggembala kambing telah berlomba-lomba mendirikan bangunan.”
Kemudian orang itu pergi dan para sahabat terdiam. Sesaat kemudian Rasulallah Saw. bersabda, “Wahai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?” Umarpun menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.”
Rasulallah Saw. bersabda, “Dia adalah malaikat Jibril yang datang untuk mengajarkan agamamu.”

Hadits diatas mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: (1) Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril); dan (2) Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah).  Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa pokok-pokok Diin (arkanud diin) ada 3 yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
1.        Iman yang benar dapat dihasilkan dari aqidah yang benar dan aqidah yang benar dapat dihasilkan dari ilmu yang benar.
2.        Islam yang benar dapat dihasilkan dari Ibadah yang benar dan Ibadah yang benar dapat dihasilkan dari ‘amal yang benar.
3.        Ihsan yang benar dapat dihasilkan dari Mu’amalah yang benar dan Mu’amalah yang benar berasal dari hasil yang benar.

Inilah urutan yang benar bagi seseorang yang ingin memulai berdinul Islam, yaitu mulailah dengan Ilmu yang benar tentang Islam.  Dengan adanya ilmu yang benar maka akan memperkuat pengetahuan/pemahaman akan Islam, karenanya carilah pengetahuan akan Islam yang benar.  Sebagaimana perumpamaan yang Allah sampaikan dalam surat Ibrahim (14) ayat 24-25 yang artinya:
 “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buah pada setiap musim dengan seizing robbnya, Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat ”. (QS. 14:24-25)

Melalui ayat tersebut Allah memberikan perumpamaan untuk memulai berdinul Islam adalah seperti pohon yang baik.  Sehingga untuk mulai berIslam adalah dengan ILMU, sehingga urutannya adalah:
Ilmu –> Aqidah –> Iman –> sebagai Akar
Amal –>Ibadah –> Islam –> Sebagai Batang
Hasil –> Mu’amalah –> Ihsan –> Buah

Karena dimulai dari ilmu yang benar maka timbul pemahaman aqidah yang benar sehingga menghasilkan keimanan yang benar, tidak mudah terombang-ambing atau tidak mudah terjual imannya. Ibaratnya seperti akar pohon yang teguh dan kokoh sehingga pohon tersebut tidak mudah tumbang.
Dari keimanan yang benar maka selanjutnya dibuktikan dengan ‘amal yang benar sehingga ibadahnya pun benar dan terlihatlah Islam yang benar. Ibaratnya seperti batang/cabang yang terus tumbuh sampai menjulang ke langit.
Karena dari keislaman yang benar maka akan didapat hasil yang baik. Dalam bermu’amalah dengan siapapun atau dengan alam sekitarnya akan senantiasa baik dan terpelihara dan itulah Ihsan yang benar. Ibaratnya seperti pohon yang selalu menghasilkan buah pada setiap musimnya bahkan menghasilkan buah setiap saat (seperti pohon kelapa).
Fenomena yang ada,
Orang memulai berdienul Islam dari Ibadah tanpa didasari Aqidah maka tidak akan membuahkan mu’amalah. Kebanyakan di negeri ini orang-orang memulai dari Islam tanpa Iman maka tidak akan timbul Ihsan, atau mulai dari Amal tanpa Ilmu maka tidak ada hasilnya.

Hal ini digambarkan oleh oleh Allah dalam surat Ibrahim (14) ayat 26.

“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun”. (QS. 14:26)

Maka mari kita mulai berdienul Islam dari urutannya
yakni dari pemahaman Aqidah dengan Ilmu