Selasa, 31 Juli 2012

Motivasi seorang muslim


MOTIVASI SEORANG MUSLIM

Untuk mencapai kehidupan yang Islami dibutuhkan suatu perjuangan, bukan semata-mata untuk hidup, tetapi perjuangan untuk dan karena Allah.  Supaya tercapai perjuangan hidup untuk dan karena Allah tersebut, hal utama yang harus dimiliki seorang manusia muslim adalah adanya Motivasi (niat) untuk melaksanakan tujuan kehidupannya di bumi Allah ini dalam bentuk amal perbuatan.
Kebanyakan manusia muslim memiliki berbagai motivasi atau niat dalam menjalani kehidupan sebagai seorang hamba Allah di Bumi Allah ini. Padahal, dengan motivasi yang benar dalam menjalankan kehidupannya di dunia seorang muslim akan dapat menentukan bernilai atau tidaknya kehidupan yang sedang dijalaninya.
Seorang muslim tidak dapat menganggap sepele permasalahan motivasi atau niatnya dalam menjalani kehidupan di Bumi Allah ini.  Setiap muslim harus menjaga dan memelihara dengan benar motivasi atau niatnya dalam melakukan suatu tindakan, yang mana tindakan yang akan dilakukannya itu adalah sebuah aplikasi amal perbuatannya.  Sebab, motivasi inilah yang akan menentukan bernilai atau tidaknya sebuah perbuatan.
Sebagaimana Firman Allah:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semester alam” (Al-An’am:162)
Berdasarkan ayat di atas maka semua perbuatan/amal yang dilakukan seorang manusia adalah semata-mata hanya untuk Allah.  Inilah, motivasi atau niat yang benar harus dimiliki oleh seorang manusia muslim, yang akan menentukan bernilainya sebuah a’mal perbuatan di Bumi Allah ini.
Perlu menjadi sebuah pemahaman bagi setiap manusia bahwasannya, setiap perbuatan manusia merupakan representasi dari apa-apa yang ada dalam dirinya, “apa-apa” itu bisa merupakan hasil perpaduan dari kondisi nilai-nilai internal dalam dirinya (konsepsi) dan bisa juga respon dari kondisi eksternalnya yang melingkupi kehidupannya.
Sebagaimana Firman Allah:
“Maha suci Allah yang di tangan-NYA-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al-Mulk: 1-2)
Ayat di atas menyatakan dengan tegas bahwa hidup seorang manusia adalah pemberian Allah.  Dan, hidup yang merupakan pemberian Allah itu adalah sebuah ujian dari Allah bagi setiap manusia, sehingga hidup harus dijalani dengan sebaik-baiknya.  Pada akhir ayat di atas Allah menegaskan bahwa masalah utama kehidupan manusia bukan terletak pada apa yang diterima atau belum diterima manusia.  Sikap manusia dalam menyikapi segala permasalahan hidupnya itulah yang akan menentukan bernilai atau tidaknya sebuah perbuatan di hadapan Allah bukan berdasarkan responsitas lahiriyahnya saja.
Sebuah motivasi atau niat untuk dank arena Allah semata ini tidak dapat tertanam dalam diri kita dengan sendirinya.  Kecuali, dibangun, dilatih, dan diusaha oleh kita sendiri dengan cara:
1)      Memahami maksud penciptaan Allah atas diri kita manusia.
Sebagaimana Firman Allah:
“Dan kamu tidak dapat menentukan kemauanmu terhadap sesuatu pun kecuali dengan mengikuti cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mengurus seluruh alam” (At-Takwir:28-29)
Haditsnya:
“sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada Daud as.  Wahai Daud sesungguhnya engkau mempunyai keinginan dan Aku-pun menpunyai keinginan, dan bahwasanya yang akan berlaku adalah apa yang Aku inginkan.  Maka sekiranya engkau berserah diri terhadap apa yang Aku inginkan, kemudian, tidaklah berlaku melainkan apa yang Aku inginkan”.
2)      Mengedepankan urusan Allah di atas segala urusan manusia.
Haditsnya:
“Sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya”.
3)      Mentaati segala ketentuan Allah sebagai hukum bagi kehidupan manusia
Sebagaimana Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An-Nisa:59)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (Al-Ahzab:36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar